Dalam season motoGP 2008 yang baru saja berakhir terdapat keputusan-keputusan tim atau pembalap yang dianggap tepat, namun tidak sedikit juga yang dianggap sebagai kesalahan besar. Apa sajakah keputusan-keputusan itu??
5 BEST!!!
1. Best Rookie
Mulainya musim 2008 memunculkan rookie-rookie bertalenta tinggi macam Lorenzo dan Dovisiozo yang naik kelas dan juara dari kompetisi seberang, James Toseland (WSBK). Ketepatan tim-tim motoGP merekrut rider baru turut menentukan serunya musim balap 2008.
2. Rossi Tolak Ducati
Keputusan tepat Rossi untuk batal bergabung dengan Ducati Marlboro dan tetap bergabung dengan FIAT Yamaha berbuah gelar juara. Perpindahan yang sudah di depan mata mengingat Ducati memiliki motor terceat, bertitel tim juara 2007 dan berasal dari negeri asal Rossi, yakni Italia itu tidak terlaksana akibat prinsip Ducati yang mirip dengan Honda dahulu yang menganggap motor hebat-lah yang menjadi sebagai kunci utama juara, bukan sang pembalap itu sendiri. Inilah faktor utama Rossi meninggalkan Repsol Honda.
3. Pedrosa ‘Judas’ Micheline
Menjadi ikon utama pabrikan ban Micheline di motoGP tak membuat Pedrosa bersikap loyal. Kerjasama puluhan tahun yang digalang Micheline-Honda terpaksa dikhianati akibat ulah Pedrosa yang berbelok ke Bridgestone di pertengahan musim.
Namun kepindahan ini bukannya tak beralasan. Tergelincirnya Pedrosa di Sachsenring saat unggul 7 detik dari rival-rivalnya sudah cukup untuk melandasi kepindahan Pedrosa. Finish di urutan 4 klasemen akhir adalah buah dari keputusan kontroversional sang ‘Judas’ Michelin.
Sayang beribu sayang serunya masalah ban tak akan terasa di musim 2009. Pasalnya tahun depan motoGP hanya akan disponsori 1 pabrikan ban yakni ‘Bridgestone’. Slogan Bridgestone sebagai “The one and only F1 tyre supplier” akan segera diadopsi ke motoGP.
4. Ducati GP-8 is back!
Pilihan tepat Ducati Course kembali menggunakan motor juara Ducati 2007 GP-8 berbuah manis. Juara dunia 2007, Casey stoner yang sempat terseok-seok menjalani awal musim 2008 dengan menunggangi Ducati GP-9 berhasil finish di posisi 2 klasemen bersama GP-8. Kesulitan Stoner mengendalikan GP-9 menjadi faktor utama kesulitan Ducati mengawali musim 2008 yang mengakibatkan GP-9 harus ‘ditidurkan’ sampai musim 2009.
5. Rossi + Yamaha + Bridgestone = World champion
Rumus ini berlaku di motoGP musim 2008. Talenta Rossi yang tidak bisa disangkal lagi, ditambah makin padunya Rossi dan YZR-M1 dan dilengkapi dengan kokohnya Bridgestone menopang motor dan rider membuat gelar juara yang sempat lepas dapat kembali lagi pada Rossi dan Yamaha. Keputusan Rossi mengikuti Stoner menggunakan Bridgestone saya anggap sebagai keputusan paling tepat musim 2008.
5 WORST!!!
1. Mesin 800cc
Awalnya, keputusan FIM menurunkan kapasitas bahan bakar motor dari 1000cc-an menjadi 800cc awal musim 2008 bermaksud untuk sedikit menghambat laju motor yang sudah agak ‘kebablasan’ di motoGP. Namun apa daya, bukannya melambat, motor malah semakin ‘lincah’ di tikungan dan ‘garang’ di trek lurus akibat bobot motor yang berkurang sampai 15%. Bahkan di musim 2008 ini banyak sekali rekor-rekor yang terpecahkan, mulai dari rekor kacangan macam pole record sampai rekor poin terbanyak dalam satu musim.
2. Ducati GP-9
Motor yang digadang-gadang sebagai motor mutakhir yang akan menguasai semua trek-trek motoGP berakhir di tempat riset. Ducati GP-9 yang diharapkan mampu membawa Casey Stoner memuncaki tangga juara motoGP terpaksa diteliti (didesign) ulang akibat kekurangnyamanan pembalap dalam memacu motor ini. Bahkan motor ini terpaksa dipecundangi pendahulunya, Ducati GP-8 yang lebih dipercaya melanjutkan tugas GP-9 mengarungi sisa musim 2008. Kini, Ducati GP-9 kembali dipersiapkan untuk musim balap 2009. Sanggupkah ia bertahan sampai akhir musim? Kita lihat saja tahun depan.
3. Supplier Ban Tunggal
Banyak yang menentang namun keputusan tetap keputusan. Mungkin inilah kalimat yang pas untuk menggambarkan putusan akhir FIM untuk motoGP 2009 yang hanya akan menggunakan satu pemasok ban alias ‘official supplier’ bagi semua tim motoGP. Begitu banyaknya penolakan akan putusan ini tak mengurungkan niat FIM menggunakan jasa Bridgestone tahun depan. Masalah pemborosan dana (untuk riset) adalah alasan utama tim-tim motoGP menolak putusan ini.
4. Indy Race
Masuknya Sirkuit Balap Mobil Indianapolis di kalender musim 2008 mengundang banyak tanggapan. Ada yang senang karena Indianapolis termasuk sirkuit bersejarah yang tentunya akan mendongkrak popularitas motoGP, khususnya di Benua Amerika.
Namun bila dilihat secara riil di lapangan, sirkuit ini benar-benar belum siap untuk ajang balap motor paling akbar di dunia ini. Dari mulai dinding pembatas yang terlalu dekat dengan trek, aspal yang kurang lengket, sampai bentuk sirkuit yang terkesan dipaksakan. Di sisi lain faktor cuaca yang tidak bersahabat bagi motoGP. Cuaca Indy begitu labil dan mudah berubah. Lihat saja pada race 250 cc yang batal dilaksanakan di Indianapolis 2008 akibat hujan, namun 1 jam kemudian kelas motoGP dapat dilangsungkan karena hujan sudah berhenti. Sialnya saat race menyisakan 7 lap lomba kembali harus berhenti akibat cuaca yang memburuk akibat badai dan hujan. Sebelumnya race 125cc juga dihentikan karena hal yang sama, yakni cuaca buruk. betapa tidak bersahabatnya cuaca di Indy Circuit.
Namun bila dilihat secara riil di lapangan, sirkuit ini benar-benar belum siap untuk ajang balap motor paling akbar di dunia ini. Dari mulai dinding pembatas yang terlalu dekat dengan trek, aspal yang kurang lengket, sampai bentuk sirkuit yang terkesan dipaksakan. Di sisi lain faktor cuaca yang tidak bersahabat bagi motoGP. Cuaca Indy begitu labil dan mudah berubah. Lihat saja pada race 250 cc yang batal dilaksanakan di Indianapolis 2008 akibat hujan, namun 1 jam kemudian kelas motoGP dapat dilangsungkan karena hujan sudah berhenti. Sialnya saat race menyisakan 7 lap lomba kembali harus berhenti akibat cuaca yang memburuk akibat badai dan hujan. Sebelumnya race 125cc juga dihentikan karena hal yang sama, yakni cuaca buruk. betapa tidak bersahabatnya cuaca di Indy Circuit.
5. Melandri gagal total!
Ini dia kesalahan terbesar di musim 2008. Prestasi lumayan di Honda, pernah juara dunia, dan didukung motor juara dunia 2007, Ducati, nampak akan memuluskan jalan Melandri menuju titel juara dunia.
Namun hasil berkata lain. Melandri benar-benar gagal total di musim 2008 bersama Ducati. Tak ada yang menduga Melandri akan ‘hampir’ selalu mengisi posisi buncit tiap race. Berdasarkan keterangan beberapa komentator motoGP di Trans7, Melandri kemungkinan adalah pembalap yang hanya cocok dengan motor dari Jepang, bukannya Eropa macam Ducati. Ternyata benar. Saat latihan bebas pra musim 2009 Melandri bersama Kawasaki berhasil mencatat waktu yang lumayan baik, jika dibandingkan dengan catatan waktu selama karir singkatnya bersama Ducati. Bagaimana kiprah selanjutnya putra Italia ini? Akankah membaik, atau terpaksa mengakhiri karir di posisi akhir motoGP? Kita lihat saja nanti di musim 2009.
Namun hasil berkata lain. Melandri benar-benar gagal total di musim 2008 bersama Ducati. Tak ada yang menduga Melandri akan ‘hampir’ selalu mengisi posisi buncit tiap race. Berdasarkan keterangan beberapa komentator motoGP di Trans7, Melandri kemungkinan adalah pembalap yang hanya cocok dengan motor dari Jepang, bukannya Eropa macam Ducati. Ternyata benar. Saat latihan bebas pra musim 2009 Melandri bersama Kawasaki berhasil mencatat waktu yang lumayan baik, jika dibandingkan dengan catatan waktu selama karir singkatnya bersama Ducati. Bagaimana kiprah selanjutnya putra Italia ini? Akankah membaik, atau terpaksa mengakhiri karir di posisi akhir motoGP? Kita lihat saja nanti di musim 2009.
No comments:
Post a Comment